Mar 27, 2023 - Pengetahuan Umum    2 Comments

BERBURU ILMU KE NEGERI CHINA, dari GREAT WALL KE EMBASSY

Mendapatkan kesempatan mengunjungi Negeri China,  di akhir tahun 2007, tentulah berita yang sangat menggembirakan. Carilah ilmu walau ke Negeri China (Uthlubal ilma walau bissin), tentu menjadi motivasi tersendiri untuk lebih mengetahui secara langsung keadaan di sana.

Jadwal yang dilalui adalah dari Semarang ke Jakarta, lanjut ke Singapore (transit) hingga terbang ke Shanghai. Setelah mengikuti kegiatan di Shanghai, lanjut dengan domestic flight ke Beijing.

Penerbangan malam dari Singapore ke Shanghai melewati Hongkong, yang kita bisa saksikan kota Victoria (Hongkong) dari atas pesawat dengan gemerlap cahayanya. Hawa dingin awal Winter menyambut kedatangan kami dini hari di Shanghai. Sebagai symbol ekonomi, Shanghai terkenal dengan pelabuhannya, Port of Shanghai dewasa ini adalah pelabuhan tersibuk di Asia bahkan dunia yang memperlihatkan kuatnya geliat ekonomi Negara China di dunia. Dalam hal populasi pun, Shanghai terhitung sebagai  kota terpadat di China.

Shanghai Pearl Tower, Yuyuan Garden adalah tempat menarik yang layak dikungjungi di Shanghai sebelum memulai aktivitas  bertemu dengan dan berdikusi dengan pengusaha dan investor tentang pengembangan skala usaha antara China dan Indonesia, khususnya Kota Semarang. Shanghai Pearl Tower memiliki ketinggian 467 m dan merupakan menara tertinggi kedua di Asia, sehingga kita bisa menyaksikan keseluruhan Kota Shanghai. Sedangkan Yuyuan Garden adalah wisata taman yang terletak di tengah kota, selain pemandangan yang indah indah di dalamnya kita bisa membeli produk hiasan ikonik dan elektronik yang murah dan bagus.

Dua malam waktu yang singkat untuk berkunjung ke Shanghai karena harus lanjut ke Beijing yang berjarak 1000 km.  Perlu terbang sekitar 2 jam dengan domestic flight atau sekitar 5 jam dengan menggunakan kereta cepat. Beijing atau dikenal juga dengan Peking adalah ibukota Negara China atau Tiongkok, yang tentu menjadi pusat pemerintahan, juga pendidikan dan budaya.

Tidak lengkap rasanya berkunjung ke China jika tidak mengunjungi Tembok Besar (Great Wall) yang hanya ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari Beijing. Rasa lelah selama perjalanan terbayarkan ketika benar-benar sampai di sana. Tembok besar yang awal pendiriannya dimaksudkan untuk mencagah dari serangan bangsa barbar ini, saat ini telah ditetapkan sebagai warisan dunia (world heritage) oleh UNESCO, menjadi salah satu keajaiban dunia, serta menjadi destinasi unggulan di China. Hawa dingin dan menjelang tenggelamnya matahari (sun set) menjadikan kita harus segera meninggalkan Great Wall yang luar biasa dan penuh kenangan.

Menikmati makan malam dengan sea food, dan Bergegas menuju hotel adalah yang harus dilakukan untuk mempersiapkan kegiatan terpenting esok harinya, bertemu dengan Duta Besar Republik Indonesia di China.

Mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk China di Beijing adalah kesempatan yang sangat berharga. Duta Besar Bapak Sudrajat kebetulan ada kegiatan penting di luar dan diwakili oleh Bapak Umar dan segenap Staff Kedutaan Besar RI. Pihak Kedutaan menyambut baik rencana dan upaya peningkatan kerjasama Pemerintah daerah dengan pemerintah daerah di China terutama di bidang pendidikan, budaya dan ekonomi. Pihak Kedutaan juga siap menfasilitasi peningkatan kerjasama demi kemajuan daerah di Indonesia. Diskusi yang berlangsung selama 2 jam lebih tersebut kemudian dirangkum menjadi catatan-catatan yang akan segera ditindaklanjuti melalui beberapa program kegiatan.

Belum lengkap  ke Beijing jika tidak berkunjung ke Forbidden City atau Kota terlarang. Disebut demikian karena dulunya adalah kompleks istana kekaisaran yang menjadikannya tidak bisa di akses di sebagian tempatnya oleh public. Wilayah ini juga telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh Unesco, yang didalamnya ada Tiananmen square (lapangan terluas di dunia), sekaligus sebagai wisata unggulan China.

Terpaan badai salju yang semakin kuat menjadi pertanda kami harus segera kembali ke Indonesia. Masih ada agenda tahun berikutnya di China, tepatnya bagaian selatan China (Southern of China), ada Guang Zhao, Bei Hai, Guilin, Shenzhen.

China memang menyimpan banyak hal yang penting untuk dipelajari sesuai anjuran penting Carilah Ilmu walaupun ke Negeri China.

Feb 27, 2023 - Pengetahuan Umum    2 Comments

MANAPAKKAN KAKI DI BENUA KANGURU

Berawal dari menerima kunjungan (Visiting) Professor Malcolm Tull, Guru Besar Murdoch University ke FEB Untag Semarang untuk memberikan kuliah tentang Tata Kelola Pelabuhan dalam mendukung Ekonomi Nasional padatahun 2016. Padaawal 2017, Jasmine Kaur, mahasiswa Program Doctoral bimbingan Professor Malcolm Tull menindaklanjutinya dengan penelitian disertasinya di PelabuhanTanjung Emas Semarang sekaligus berkunjung dan presentasi di FEB Untag Semarang.

Kunjungan tersebut mendorong dilakukannya MoU antara Untag Semarang, khususnya Fakultas Ekonomika dan Bisnis dengan Murdoch University khususnya Murdoch Business Scholl.

Berbekal MoU yang sudah disepakati, berangkatlah ke Perth, Western Australia sebagai afiliasi Murdoch University.

Tepat 2 Agustus 2017 sore, adalah waktu dimana kedua kaki saya menapak di Perth, Western Australia, Benua Kanguru. Hawa dingin, sekitar 8 derajat Celcius menyambut kedatangan karena awal Agustus masih dalam musim dingin (Winter).

Professor Malcolm menyambut hangat di bandara untuk mengantarkan kami ketempat kami menginap di Student College Murdoch University. Tidak terlalu jauh jarak antara Bandara dengan Murdoch University, sekitar 20 menit.

Kampus yang luas, asri adalah gambaran dari Murdoch University. Letaknya di jalan raya menuju Mandura, menjadikannya mudah untuk dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum (bus atau kereta api). Berjalan kaki yang lumayan adalah keharusan untuk bias menjangkau tempat satu dan lainnya di kampus.

Malam harinya, Prof. Malcolm rupanya telah menyiapkan jamuan santap malam. Kesempatan yang baik pula untuk bisa berkenalan dengan ibu Dr. Terri Reksani, dosen Murdoch yang berasal dari Indonesia dan sudah tinggal di Australia selama 20 tahun.

Esok harinya, 3 Agustus 2017, sudah ditunggu oleh Tuan Rumah Murdoch University di ruang rapat Universitas. Agak kaget dan agak grogi juga, ternyata mereka full team, mulai Concellor, Guru Besar, Dekan, Ketua Department semua hadir lengkap.

Diawali dengan perkenalan dari Tuan Rumah dengan dipimpin oleh Prof. Linch selaku pimpinan Universitas, dan dilanjutkan dengan presentasi program-program akademik yang diharapkan dapat dimanfaatkan oleh kedua belah pihak. Diantara yang dating ada Dr. Simone Maenaee yang istrinya ternyata berasal dari Kota Semarang. Kesempatan presentasi pihak tamu, saya manfaatkan untuk memperkenalkan UNTAG Semarang dan harapan terhadap program-program yang dapat dikerjasamakan oleh kedua belah pihak.

Sesi pertemuan diakhiri dengan penandatanganan MoU dan foto bersama.

Sama sekali tidak ada Handphone di tangan atau di meja. Luarbiasa pembelajaran yang bias kita langsung pada suasana rapat di sini. Begitu kuat etika yang dipegang, sementara di tempat kita di dalam rapat selalu ditemui handphone di tangan dan di meja, bahkan dalam kondisi aktif.

Sisa waktu yang tersedia, siang hingga sore dimanfaatkan untuk mengunjungi Fremantle dan King’s Park. Pantai pasir putih dengan sekelompok burung dara warna putih adalah gambaran Pantai Frementle. Aneka souvenir khas Australia dan khas pantai juga disediakan di Fremantle.Menjelang sore sampailah di King’s Park yang konondi kenal sebagai taman terluas di dunia. Aneka bunga dan berbagai tanaman dapat ditemukan di sini. Monumen perang dunia kedua menjadi saksi perlawanan rakyat Australia terhadap Jepang juga melengkapi khasanah di King’s Park.

Esok hari adalah waktu dimana saya harus meninggalkan Benua Kanguru Australia, dengan keharusan menindaklanjuti kerjasama, terutama bidang penelitian, conference dan publikasi ilmiah. Terpaan hawa dingin menusuk badan menjadi kenangan lain merasakan suasana musim dingin (winter) di Perth, Western Australia.

Feb 27, 2023 - Pengetahuan Umum    No Comments

KEMBALI KE PERTH UNTUK CONFERENCE

Salah satu kegiatan yang diagendakan untuk tindaklanjut kerjasama antara FEB Untag Semarang dan Murdoch University adalah terselenggaranya International Conference.

Berkunjung kembali ke Murdoch University, Western Australia untuk kedua kalinya pada tahun 2019 tentu momen yang tidak boleh disia-siakan untuk lebih mengenal Kota Perth.

Kedatangan kedua dilakukan di awal April, akhir musim gugur, cukup sesuai dengan suhu di Indonesia.

Sore haria dalah waktu yang dapat digunakan menikmati Perth dengan naik kereta api. Dari Murdoch University ke Murdoch Station dengan bus sekolah, dan dari sini mengambil kereta api dengan tujuan akhir ke Stasiun Mandura.

Perjalanan ke Mandura sekitar 30 menit, dengan sebelumnya melakukan pemberhentian di beberapa stasiun.Pemandangan yang paling menarik adalah ketika menyusuri tepipantai, hamper sama keti kakita menyusuri pantai utara dengan kereta api di Indonesia.

Kesempatan berhenti 10 menit adalah momen yang baik digunakan untuk berfoto, seperti di atas sebelum kereta api membawa saya kembali ke Murdoch Station.

Sampai di penginapan di Students College Murdoch University adalah kesempatan untuk benar-benar menikmati istirahat di tempat yang menyenangkan dalam lingkungan kampus internasional, lengkap dengan kolam renangnya.

Dalam apartemen terdapat ruang tamu beserta sofa dan karpetnya

Ruang dapur dengan piring, mangkok, sendok, garpu, pemanas air, dilengkapi kamar mandi.Ruang tidur pun lengkap dengan bed, almari, meja, kursi.

Esok hari adalah saat yang betul-betul konsentrasi untuk membawa misi terselenggaranya international conference dengan dukungan Murdoch University.

Ibu Celia Cornwell dan Ibu Natalie Johnston adalah pihak Murdoch yang menghubungi saya sebelum sampai ke Perth untuk keperluan personal meeting.

Pagi menjelang siang, sayasu dahdi tunggu Prof. Malcolm dan Dr. Simon Manaee untuk berdiskusi tentang tema conference, nama conference, waktu pelaksanaan, dan materi yang akan disampaikan. Prinsipnya, Murdoch University mendukun gpenuh yang kami rencanakan.

Kami menamakannya International Conference on Business, Economics, and Governance (ICBEG) 2019, dengan tema : Competitive Challenges Facing Indonesia in the Global Economy.

Pelaksanaannya disepakati tanggal 12 Oktober 2019,  dengan Prof. Malcolm sebagai pembicara (kemudian pada waktunya digantikan oleh Dr. Greg Lopez).

Setelah mematangkan rencana, siang harinya sayasu dah ditunggu oleh ibu Celia di restaurant universitas untuk makan siang bersama, sambil ngobrol tentang pengembangan kerjasama.

Sejauh ini, kadang kita merasa bahwa mereka orang Western termasuk Australia adalah orang yang merasa jauh lebih berkualitas dari pada kita. Belum lagi kalau dengar-dengar isu kalau secara politis berseberangan dengan kita. Tapi nampaknya cara pandang seperti itu harus sudah kita hilangkan, apalagi ketika kita berada dalam lingkungan sesame akademik. Rasa saling menghargai, keinginan untuk membantu, keinginan untuk bekerjasama terasa sekali, untuk lebih mendorong kita mau belajar dari mereka.

Selepas makan siang adalah kesempatan untuk kembali meng ‘explore’ Perth. Dari Murdoch University langsung menuju ke Murdoch Station untu knaik Bus ke Pusat Kota di Elizabeth Qouy. Art of Gallery adalah tujuan pertema yang hanya berjalan kali dari pusat kota. Didalamnya terdapat karya seni berupa lukisan, pahat, foto karya seniman Australia dan Aborigin. Cukup menarik untuk bias menikmati sebuah karya seni dan mempelajari sejarah panjang Bangsa Australia.

Hari Jum’at adalah hari terakhir di Perth, karena sorenya harus terbang kembali ke Denpasar.

Pagi menjelang siang adalah waktu yang tepat untuk menikmati sarapan. Ada sedikit istimewa, yang berjualan nasi goreng adalah orang Semarang, Indonesia. Awalnya hanya bicara sesame orang Indonesia, ternyata surprise-nyaternyata dia orang Semarang (Tanah Mas), sekolah di Loyola, kuliah di IPB (Teknologi Pangan), kemudian bersuami orang Malaysia. Kedainya cukup ramai dikunjungi terutama mahasiswa asal Asia

Masih adas atu agenda, yaitu bertemu dengan Dr. Terri Trireksani atau bu Terri,  jam 10

Kami merasa terbantu oleh bu Terri, sejak pertama kami bertemu, hingga sekarang selama lima tahun, beliau selalu memberikan dukungan kegiatan akademik termasuk pengembangan jurnal yang kami kelola. Beliau sudah tinggal di Australia selama 20 tahun, banyak hal yang tentunya ingin saya gali dan tanyakan, dan beliau selalu menjelaskannya dengan baik.

Setelah berbincang sekitar satu jam, saya harus pamit karena harus segera ke Bandara. Kedatangan kedua ke Perth member kesan yang mendalam terkait wawasan dan pengembangan keilmuan dan pengetahuan. Pandemi Covid-19 kemudian harus memisahkan kita selama 3 tahun untuk kemudian bias berkunjung ke Australia lagi. Semoga

Feb 27, 2023 - Pengetahuan Umum    No Comments

Sharkej Roza Yang Istimewa

Keinginantahu saya tentang peninggalan Islam di Gujarat, rupanya di dengar oleh saha batsaya Ganaphati Battini yang juga selaku ketua Panitia Conference. “You go to Sharkej” It is about 40 km form here (EDII, Gandinagar). Pada hari terakhir saya di Ahmendabad (Minggu), saya harus mengejar waktu ke Sharkej karena malamnya harus terbang kembali ke Indonesia.

Setelah terburu-buru makan siang, bergegaslah menuju ke Sharkej dengan naik Bajaj. Setelah menelusuri jalan raya yang padat dan ramai, akhirnya sampailah di depan depan pintugerbang menuju ke Sharkej Roza

Ketika masuk pintu gerbang, saya disuguhi monumen yang fenomenal, baik dari arsitekturnya maupun kekayaan sejarah yang ada di dalamnya. Pada bagian sebelah kiri terdapat makam (thomb) dari ketiga Sultan (King) I, II, III yaitu Ahmad Shah I, Muhammad Shah II dan Mahmud Begada yang berdampingan dengan makam (Thomb) Queen (Ratu) I, II, III. Nama Ahmedabad (Kota terbesar di Gujarat) diambil dari Sultan Ahmad Shah sebagai penemu dan pendiri kota yang pertama.

Sedang kan pada sebelah kiri terdapat makam sang Wali :Hazrat Shaikh Ahmad Khattu Ganj Baksh. Ketokohan sang Wali sampai sekarang masih mengakar kuat disini, yang dibuktikan dengan tidak pernah sepinya pengunjung atau peziarah yang datang. Seperti halnya di Jawa atau Indonesia, kompleks makam ini tidak pernah sepi dari para peziarah yang dating baik dari India atau dari manca Negara.

Semoga tetap terjaga lahir dan batin selamanya, Amin

Feb 27, 2023 - Pengetahuan Umum    No Comments

MERAJUT PERSAHABATAN ANTAR BANGSA

Perhelatan International Conference tidak hanya ajang bertukar pikiran hasil penelitian dan informasi, tetapi benar-benar momen untuk bias merajut persahabatan antar bangsa.

The eleventh conference on entrepreneurship 2015 dihadiri olehp eserta dari banyak Negara di berbagai belahan dunia, seperti : Malaysia, Nigeria, Iran, Uzbeskistan, Inggris, Italia.

Cerita tentang situasi, budaya masyarakat dar imasing-masing Negara selalu mewarnai perbincangan peserta di sela-sela istirahat menjelang seminar dan presentasi.

Sepanjang pelaksanaan conference dan sesudahnya adalah kesempatan untuk terus melakukan koresponsike ilmuan terutama jalinan publikasi dan jalinan kerjasama antar institusi.

Perkenalan dengan Dr. Ponmalardari Malaysia diawali dari ketidak sengajaan, ketika saya mengenakan baju batik. Secara spontan dia berteriak “Batik” that’s from Malaysia. Oh, no, it is originally from Indonesia. Sejak itu kita berdu aakrab bercakap cakap dengan Bahasa Melayu.

Perjumpaan dengan kawan dari Uzbekistan, Iran, Nigeria dan Kashmir mendapat kancerita tentang tata cara dan kebiasaan masyarakat Islam di sana yang sedikit berbeda dengan di Indonesia.

Feb 27, 2023 - Pengetahuan Umum    No Comments

GUJARAT dan Tautan Islam Indonesia

Ketika menginjakkan kaki di Gujarat untuk mengikuti The eleventh biennial conference on entrepreneurship (2015), kembali teringat pelajaran sejarah waktu SMP bahwa Islam di Indonesia berasal dari Gujarat India. Jika melihat peta perjalanan laut, dari Arab ke Gujarat hanyalah menyeberangi Laut Arab, dan selanjutnya dari Gujarat hanyalah menyeberangi samudra Indonesia untuk bias sampai di Aceh, Sumatra Barat atau Malaka.

Keinginantahu berlanjut untuk menelusuri jejak-jejak peninggalan yang masih ada seperti Jama Mosque (Masjid Jamik) disebelah kiri dan Masjid Sidi Saiyyed Mosque di sebelah kanan

Mar 25, 2022 - Pengetahuan Umum    No Comments

Belajar Kewirausahaan dari India

Hampir tak terpikirkan untuk mengunjungi India, hingga suatu saat menerima pemberitahuan tentang diadakannya International Conference tentang kewirausahaan di India. Apalagi setelah dicermati tempat pelaksanaannya di Ahmedabad, Gujarat, dimana lagi itu tempatnya? Atas dorongan rekan-rekan sejawat tentang arti pentingnya mencari pengalaman di dunia internasional akhirnya memberanikan diri untuk berangkat ke EDI India, Ahmedabad, Gujarat, India untuk menghadiri Eleventh Biennial Conference on entrepreneurship pada tahun 2015.

Semua menjadi terasa baru, mulai perjalanan darat dari Semarang ke Jogja, penerbangan dari Jogja ke Singapura, hingga penerbangan akhir dari Jogja ke Ahmedabad. Sambutan hangat penyelenggara, tempat penyelenggaraan yang bagus menjadi penyemangat awal datang dan belajar kewirausahaan di India. Selama 3 hari benar-benar menimati suasana conference yang luar biasa. Bertemu dan bertukar pikiran dengan pakar, akademisi bidang kewirausahaan di seluruh dunia menjadi bekal yang ternilai.

Di India sendiri, pengelolaan kewirausahaan ditangani oleh lembaga kewirausahaan nasional bernama Entrepreneurship Development Institute of India yang memiliki reputasi dunia. Memiliki pakar-pakar kewirausahaan bereputasi internasional, jurnal internasional terindeks di Scopus, program doktoral bidang kewirausahaan dan semua hal yang berkaitan dengan bidang kewirausahaan.

Korespondensi yang tetap terjalin dengan EDII dan peserta conference menjadi buah tangan penting sekembali di Indonesia. Indonesia sebagai negara yang getol mengembangkan kewirausahan, mesti banyak belajar dari India tentang pengembangan kewirausahaan sebagai tiang utama ekonomi bangsa.